Generasi Milenial Harus Pertahankan Budaya Lokal di Setiap Daerah

oleh -385 Dilihat
oleh
banner 468x60

SwaraSenayan.com. Kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini diharapkan tidak turut menggerus kebudayaan lokal yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Pasalnya, budaya lokal merupakan aset penting sebagai identitas bangsa dan negara.

Demikian benang merah dalam Webinar Forum Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Ditjen IKP Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Tantangan Generasi Milenial dalam Melestarikan Budaya di Indonesia”, Senin (21/3/2022).

banner 336x280

Hadir dalam webinar itu Direktur IKPMK, Wiryanta, anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan dan pakar telematika, Roy Suryo, sebagai narasumber.

Krisantus mengatakan, budaya lokal yang ada do setiap daerah di Indonesia harus terus djjaga keaslian dan kepemilikannya. Tanpa budaya lokal, menurutnya, maka Indonesia tidak mempunyai identitas yang jelas di mata dunia.

“Bicara adat budaya, tentu ini harus tetap kita lestarikan sebagai sebuah identitas bangsa. Daerah yang memiliki adat yang kuat, tentu akan memiliki ekonomi yang kuat, akan memiliki generasi-genarasi muda yang kuat, akan memiliki potensi penerus pemimpin-pemimpin bangsa,” kata Krisantus.

Dia mencontohkan Provinsi Bali dan Papua yang memiliki identitas budaya yang kuat. Menurutnya, kekuatan adat budaya di Bali dan Papua bisa memproteksi mereka sehingga daerahnya betul-betul maju dan berkembang.

“Bicara politik, budaya juga bisa memproteksi bagaimana persaingan di bidang politik,” ujarnya.

Krisantus mengatakan, pada dasarnya perkembangan informasi dan teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh media pengembangan budaya nasional. Sehingga, menurutnya, bangsa Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk mempublikasikan atau bahkan mempromosikan semua kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

“Banyak hal yang dapat dimanfaatkan melalui budaya nasional. Kita bersyukur karena batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Sehingga tanggal 23 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Sedunia,” ucap Krisantus.

“Kita harus berbangga karena Indonesia dikenal sebagai negara batik yang juga sudah menjadi bagian bahkan menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat Indonesia,” lanjut dia.

Sementara, Direktur IKPMK, Wiryanta, mengatakan, di era digital ini tantangan yang dihadapi luar biasa. Sehingga, menurutnya, hal itu akan membuat perubahan pola perilaku di masyarakat.

“Nah tentu kecenderungannya adalah kebudayaan atau budaya baru yang lebih praktis itu akan merambah ke tengah-tengah kita,” kata Wiryanta.

Untuk itu, kata Wiryanta, perkembangan teknologi dan informasi itu harus dihadapi dengan hati-hati. Bila tidak, maka akan menutup budaya yang ada di daerah-daerah di Indonesia.

“Sehingga kita harus hati-hati sekali. Jangan sampai kondisi saat ini bisa melunturkan kebudayaan yang dimiliki bangsa kita,” pungkasnya.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.