Dosen UGM Apresiasi BAKTI KOMINFO Membumikan Pancasila

oleh -100 Dilihat
oleh
banner 468x60

SwaraSenayan.com. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beresiko. Rentan terhadap isu SARA, rentan terhadap isu ketidakadilan, rentan terhadap isu politik berupa konflik kepentingan dan provokasi berbagai pihak, kerentanan akibat korupsi, kerentanan akibat kemiskinan, kerentanan respek pada keberagaman dan kebhinnekaan.

Demikian disampaikan Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, M.Si. selaku Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada Seminar Merajut Nusantara yang diselenggarakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) KOMINFO RI bertajuk “Membumikan Pancasila melalui Media Sosial” di Hotel Burza Yogyakarta, Rabu (11/12/2019).

banner 336x280

Menurut Hermin kerentanan sosial masyarakat Indonesia menjadi ancaman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena dapat mengarah kepada kecenderungan masing-masing kelompok untuk eksklusif dan semakin menjauh dari suasana inklusivitas.

Karena itu, Hermin menegaskan kegiatan seminar merajut nusantara oleh BAKTI ini perlu diapresiasi sebagai penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang mempesatukan dan menguatkan kohesi sosial di tengah kehidupan modern (digital society).

“Untuk melestarikan ideologi bangsa sekaligus membumikannya dalam kehidupan sehari-hari diperlukan strategi penguatan Pancasila yang dikembangkan secara evolutif dan berbasis pada kondisi dan problem aktual yang mengakar secara kuat di masyarakat,” papar Hermin.

Hermin menjelaskan dengan bertumbuhnya sistem masyarakat Indonesia yang semakin kompleks tentu saja ideologi Pancasila diuji kemampuannya dalam menawarkan solusi-solusi kebangsaan yang spesifik khas Indonesia. Dalam masyarakat yang sangat beragam kemungkinan muncul berbagai ideologi yang saling bertarung, kesepakatan dan sasanti bangsa telah membawa kita kembali pada Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa yang final.

“Untuk membawa seluruh elemen berada dalam satu koridor dengan menjadikan Pancasila sebagai satu satunya ideologi Pancasila yang sudah final tentu saja kehadiran sebuah strategi komunikasi nasional sangat diperlukan. Strategi inilah yang akan memayungi seluruh gerak menuju pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

Lanjut Hermin, jika kita gagal dalam mentransfer nilai-nilai pada generasi penerus sesungguhnya kita akan terancam untuk melakukan pemeliharaan pola yang menjadi faktor kunci keberlangsungan bangsa, dan ini sangat membahayakan, karena ideologi kunci yang menjadi pembeda bangsa ini dengan bangsa yang lain masih pasang surut dan keberlangsungannya masih harus diupayakan.

Jalur informal yang ditempuh pemerintah dalam melestarikan Pancasila, Hermin mengungkapkan melalui pengarusutamakan nilai-nilai Pancasila dengan mendorong inisiatif publik dan kelompok-kelompok seperti pegiat kampung dan warga untuk membuat lingkungan yang menjunjung tinggi dan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan keseharian.

Melalui penggunaan media sosial yang massif dan intensif oleh masyarakat Hermin menilai hal ini bisa diarahkan untuk meningkatkan partisipasi publik untuk meingkatkan kualitas demokrasi dan pembangunan politik.

“Media sosial sudah menjadi sumber informasi, maka penggunaan media sosial pun untuk mengekspresikan pendapat-pendapat politik masyarakat,” katanya.

Menurut Hermin, masyarakat bisa mengungkapkan ekspresi nilai-nilai Pancasila dalam bermedia sosial dengan menjaga etika komunikasi, menyampaikan pesan-pesan yang mencerminkan respek pada nilai-nilai Pancasila, dan mencegah penyebaran hoaks.

Di era digital sekarang ini, tugas bersama membumikan Pancasila menurut Hermin membutuhkan waktu untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di saat yang sama sistem nilai masyarakat juga bertumbuh dan mendapatkan tempat di masyarakat.

“Kita harus menghadirkan bagaimana Pancasila tidak saja sebagai ideologi yang abstrak namun dapat lebih membumikan dalam keseharian masyarakat,” ujarnya.

Seminar yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan masyarakat dan mahasiswa juga secara khusus menghadirkan kaum diffable ini selain Hermin, sebagai pembicara lainnya KRMT Roy Suryo selaku anggota DPR RI Periode 2009-2019 dan Prof. Henri Subiakto, SH., MA selaku Staf Ahli Menteri KOMINFO RI. *mtq

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.