Berkomitmen Turunkan Stunting, Yahya Zaini bersama BKKBN Kukuhkan Duta Genre Desa di Kabupaten Nganjuk

Ayo Berbagi!

SwaraSenayan.com. Nganjuk. Stunting masih menjadi problema atau masalah nasional, karena angkanya masih cukup tinggi. Direktorat Ketahanan Remaja (Dithanrem) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mengadakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama M. Yahya Zaini SH. Anggota Komisi IX DPR RI.

“Alhamdulillah di Kabupaten Nganjuk angka stunting sudah turun, dari 25% turun menjadi 11%. Ini menjadi prestasi yang luar biasa dan patut diberi apresiasi,” ujar Yahya Zaini dalam kegiatan sosialisasi yang digelar BKKBN di GOR Desa Ngluyu, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, Senin (24/07/2023).

“Ada beberapa penyebab stunting yang perlu diketahui. Pertama, kurangnya asupan gizi pada ibu hamil. Kedua, pola asuh yang salah. Ketiga, kurangnya layanan kesehatan. Keempat, kurangnya akses terhadap makanan yang bergizi. Terkahir, kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi,” ungkap Anggota Komisi IX DPR RI dari Partai Golkar.

Yahya menambahkan bagaimana cara mencegah stunting. Pertama, memberikan asupan gizi kepada ibu hamil. Perbanyak protein hewani seperti telur, ayam, ikan, dan daging. Ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dalam kandungan. Kedua, memberikan ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan tidak dicampur dengan apapun. Setelah 6 bulan boleh dicampur dengan MP-ASI. Ketiga, terus memantau tumbuh kembangnya anak. Bawa anak secara berkala ke posyandu atau puskesmas. Kelima, memberikan lingkungan yang bersih dan sehat.

Acara dilanjutkan dengan pengukuhan Duta GenRe (Generasi Berencana) tingkat desa se-Kabupaten Nganjuk. Salah satu isi dari naskah pengukuhan Duta GenRe ialah remaja menjadi pelopor dalam menyebarkan dan mengembangkan ide keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Narasumber dari Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN Pusat Priyanti S.E, M.PH yang hadir di acara ini juga menyampaikan, anak-anak remaja dapat menularkan materi sosialiasi ini kepada teman sebayanya.

“Adik-adik remaja tolong sebarkan informasi terkait dengan stunting dengan bahasa kalian kepada teman-teman sebaya,” ungkapnya.

Apri menjelaskan terkait Salam GenRe yaitu ada lambang jari jempol dan jari telunjuk menyatu membentuk angka 0 yang berarti zero atau nol bermakna katakan tidak terhadap 3 hal.

“Pertama, katakan tidak pada pernikahan di usia dini atau usia anak. Kedua, katakan tidak pada seks sebelum nikah. Lalu ketiga, katakan tidak pada NAPZA dan terorisme,” jelasnya.

Apri mengapresiasi tingkat stunting di Nganjuk yang berkurang merupakan capaian bersama. Bapak Ibu tidak kalah penting sangat berperan karena merekalah yang mempunyai remaja. Apri juga memohon kepada orang tua untuk mendukung anaknya tidak menikah di usia dini.

“Menurut penelitian 55% dari pernikahan dini menghasilkan anak-anak yang stunting. Kita pengen nanti para remaja saat merencanakan kehidupan menikah dalam keadaan siap. Jadi diharapkan anak yang dilahirkan berkualitas,” tambahnya.

Kemudian Apri menyemangati para remaja dengan menegaskan kepada Duta Genre dapat menjadi role model di masyarakat.

“Kalianlah salah satu role model yang patut dan layak untuk menyandang gelar Duta GenRe. Berikan contoh untuk mengatakan tidak menikah muda. Teruskanlah pendidikan kalian, teruslah berkarya. Baru nanti merencanakan pernikahan melalui 10 dimensi kesiapan berkeluarga,” ungkap Apri. *SS

Ayo Berbagi!