SwaraSenayan.com. Sejumlah Pentolan aktivis mahasiswa 98, hari ini di Jakarta Sabtu, (13/04/2019) mendeklarasikan dukungan jaringan dan suara untuk pemenangan Prabowo-Sandi pada pilpres 2019 ini. Para Aktivis yang tergabung dalam I AM ‘98 (Ikatan Aktivis Mahasiswa 98 – Indonesia Adil Makmur) yang berasal dari para aktivis lintas kampus, lintas organ, lintas warna, lintas kota, bhinneka tunggal ika, yang memiliki kesamaan visi, misi, gagasan menuju Indonesia Adil dan Makmur.
“Kami memutuskan memberikan dukungan dan memenangkan Prabowo-Sandi, menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024,” tegas Ahmad Didoy selaku Ketua Presidium IAM 98.
Menurut Diddoy yang mantan aktivis UI, keputusan untuk mendukung Prabowo Sandi lahir melalui proses yang panjang, hasil perenungan, hasil kajian, melihat situasi dan kondisi kehidupan masyarakat, kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh dengan keprihatinan.
“Kami berharap, semoga Prabowo Sandi terpilih dan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang secara cepat mampu memperbaiki kondisi bangsa, memulihkan harkat dan martabat bangsa yang berdaulat, menjaga kemandirian bangsa, membangun kembali kehidupan masyarakat yang harmonis, menegakkan keadilan, membuka lapangan kerja buat rakyatnya dan tentunya menjadikan adil dan makmur bagi seluruh masyarakatnya,” paparnya.
Sementara, Hamdan Nugroho selaku Bendahara IAM ’98 yang juga mantan aktivis 98 dari UII Yogyakarta ini melihat situasi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah saat ini, khususnya para petani dan pedagang mengalami kegelisahan yang mencekam, tidak seperti di era sebelumnya bahkan di jaman Soeharto sekalipun, ketidakberdayaan para petani dan pedagang yang harus menghadapi gempuran impor sedikit banyak merusak harga pasar dan itu menerpa kondisi psikologis mereka. Keberpihakan pemerintah terhadap rakyat sama sekali sangat kurang.
“Menurut saya, sebagai alumni mahasiswa UII Yogyakarta terpanggil untuk ikut dan mengontak para sahabat perjuangan di masa gerakan 98 untuk berjuang memberikan sikap dan dukungan politik kepada pasangan Capres Prabowo-Sandi,” ungkap Hamdan.
Hamdan juga menyerukan, cukuplah sampai disini Rezim Jokowi. Dia melihat bahwa trend sekarang akal sehat kita harus hidup tidak perlu logika yang rumit bahkan pencernaan yang dalam, bahwa aktivis 98 akan mengawal dan mendukung pemerintahan baru Prabowo-Sandi untuk meluruskan arah pembangunan bangsa supaya adil dan makmur.
Pernyataan senada juga disampaiakn Abdurrochim atau biasa dipanggil Boim Albantany selaku Sekretaris Forum I AM 98, menyatakan bahwa dukungan kepada paslon 02 dalam pilpres 2019 kali ini adalah karena berbagai alasan dan kajian.
“Kami mendukung 02 salah satu alasanya adalah karena Prabowo berjanji akan menata ulang sistem demokrasi kita yang liberal dan kapitalistik ini akan disesuaikan dengan jatidiri bangsa indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945. Hal ini penting, karena tatanan sosial dan politik kita sekarang makin mengecewakan amburadul,” ujar Boim.
Lebih lanjut Boim, bahwa Paslon 02 akan mampu merubah sistem ekonomi liberal-kapitalisme di Indonesia ke arah yang sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Karena itu, menurut Boim mengatakan Indonesia butuh pemimpin yang kuat dan Prabowo punya integritas dan kapasitas itu.
Victor dari Forum IAM ’98, yang juga mantan aktivis ’98 dari kampus Perbanas menegaskan bahwa Prabowo sebagai pemimpin yang punya keinginan untuk mengembalikan Pancasila dan UUD 1945 yang asli, untuk mengembalikan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan dihormati serta dihargai oleh bangsa lain.
Hal senada juga disampaikan oleh Ismed Matahari, salah satu Aktivis 98 dari Universitas Trisakti, yang dikenal dengan panggilan Cimet, dimana Marwah dari TRISAKTI yang dicetuskan oleh Bung Karno lebih lekat pada program pertahanan Prabowo-Sandi, berdaulat dalam politik khususnya politik luar negeri, dimana selama pemerintah Jokowi sangat lemah terutama bidang diplomasi.
Cimet menyoroti Trisakti Bung Karno hanya dijadikan slogan hampa oleh rezim Jokowi. Berdiri di atas kaki sendiri dalam ekonomi, masih jauh sekali dari pelaksanaan selama Jokowi memerintah negeri ini, masih banyak sekali komoditi yang impor padahal Indonesia mampu. Berkepribadian dalam Budaya sebagai benteng ke-Indonesia-an ternyata telah disalah artikan sehingga budaya indonesia sering kali diklaim oleh negara lain. Hal yang paling menggelikan, Artis Pop Girls asal Korea yang sempat masuk dalam pengisi acara negara, dan nyaris terjadi.
Ketidakberpihakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan nasional sudah sangat mengkuatirkan, dimana tingkat pengangguran semakin tinggi, serta kebijakan-kebijakan yang sangat tidak berpihak kepada tenaga kerja dalam negeri dimana itu bisa dilihat dari membanjirnya serbuan tenaga kerja asing yang dalam hal ini tenaga kerja asal Tiongkok yang akhirnya keberadaan tenaga asing itu sangat merugikan anak- anak bangsa yang kesempatan untuk bekerjanya dirampas secara terstruktur dan sistematis oleh tenaga asing dari Tiongkok tersebut, ditambah lagi pemerintah justru sangat berpihak pada tenaga kerja asing tersebut dengan dalih mengundang dan melindungi investor asing dari Tiongkok. *SS