SwaraSENAYAN.com. Ditengah kontestasi pilkada DKI yang semakin tajam serta mengharap-harap cemas ketika gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama tersangkut dugaan korupsi dalam kasus sumber waras maupun terkuaknya suap Agung Podomoro, telah memunculkan banyak spekulasi siapa calon gubernur yang layak tampil menggantikan gubernur Basuki.
Beberapa nama bakal calon yang sudah beredar ke publik, dan kini aktif menjaring dukungan diantaranya adalah Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, H. Lulung, Muhammad Rifky (Eki Pitung), Ahmad Dani. Mereka inilah yang gencar melakukan menjaring dukungan masyarakat.
Dari nama-nama bakal calon gubernur tersebut, nampaknya ada yang sedikit alergi dengan Adhyaksa Dault, mantan menteri pemuda dan olahraga (Menpora) di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Adhyaksa Dault belum pantas jadi cagub DKI,” tegas Muhammad Rafik Perkasa Alamsyah kepada SwaraSENAYAN (6/4).
Menurut Rafik, ketidakpantasan Adhyaksa karena dia dianggap gagal membina kepemudaan sewaktu jadi menpora. Di era Adhyaksa, konflik kepemudaan mulai ditumbuhkan benih-benih pertentangan antar kelompok, bahkan melakukan intervensi untuk melakukan pecah belah di dalam tubuh KNPI, sebagai wadah keberhimpunan bagi organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP).
“Dari benih yang ditumbuhkan menpora saat itulah, konflik di tubuh KNPI berlarut hingga kini. Bahkan ada anggapan kalau KNPI tak berkonflik, nampaknya tidak lengkap barang itu,’ ujar Rafik yang juga sebagai Ketua Umum Barisan Muda Merah Putih.
Karena parameter itulah, kata Rafik, sebagai menteri saja tidak punya kapasitas membangun harmonisasi kepemudaan, sebagai menteri malah dia biang kerok nya terhadap kisruh kepemudaan KNPI saat itu, bagaimana mampu mengurus kompleksitas persoalan DKI yang harus diselesaikan.
“Jadi menpora urus pemuda saja gak becus, bagaimana memimpin DKI,” ujar anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) DPP KNPI.
Alasan Rafik menghubungkan Adhyaksa dengan kegagalan membangun dunia kepemudaan karena dia dianggap sebagai simbol sosok yang merepresentasikan kekuatan pemuda. ■mtq